Kuliah PKn

Senin, 07 Juni 2010

Kelompok 5 Matimatika Bertanya Kelompok 5 Kimia Menjawab

KELOMPOK V PENDIDIKAN KIMIA Nama Kelompok: 1. Desi Eka Susanti 2. Pedro J. S. 3. Merlin Hagar Awie 4. Siti Romawiyah 5. Warnoto Menjawab pertanyaan dari kelompok V pendidikan matematika 1. Menurut anda, apakah Indonesia menganut sistem demokrasi yang bebas namun bertanggung jawab? Jelaskan dan berikan contoh dari masing-masing jawaban! Jawaban: Indonesia tidak menganut sistem demokrasi yang bebas, namun bertanggung jawab, karena Indonesia merupakan demokrasi yang berlandaskan pada Pancasila dan menjunjung tinggi asas Pancasila . Contohnya, segala keputusan perundang-undangan sangat dipengaruhi dan berlandaskan pada pancasila, serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi, seperti yang telah kita ketahui bersama, demokrasi adalah suatu pemikiran manusia yang mempunyai kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat dan sistem demokrasi Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Bila kita lihat bersama, negara Indonesia menunjukkan sebuah negara yang sukses menuju demokrasi, sebagai bukti nyata dalam pemilihan langsung presidan dan wakil presidan. Semua warga negara bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, mengeluarkan pendapat, mengkritik bahakan mengawasi jalannnya pemerintahan. Masyarakat juga bebas bergaul tanpa ada batasan-batasan yang membatasi mereka. Akan tetapi, jika kita perhatikan dengan lebih seksama mengenai penerapan sistem demokrasi di Indonesia, belum sepenuhnya bisa dikatakan berhasil di seluruh lapisan masyarakatnya. Saat ini masih banyak kritik-kritik yang muncul terhadap pemerintah yang belum sepenuhnya bisa menjamin kebebasan warga negaranya. Misalnya saja masih ada warga negara Indonesia yang bekerja sebagai TKI di luar negeri yang mendapatkan perlakuan-perlakuan kurang manusiawi dari majikan mereka. Pada dasarnya Indonesia sudah menganut demokrasi Pancasila yang didalamnya terkandung nilai-nilai mengenai kebebasan yang bertanggung jawab, tetapi belum sepenuhnya mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai masih banyaknya pelanggaran HAM di Indonesia. (Merlin Hagar Awie) 2. Apa pendapat anda mengenai orng-orang yang bertugas menjaga keamanan RI, seperti polisi yang justru berkasus? Jawaban: Menurut pendapat kami, jika seorang polisi yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, dan stabilitas dimasyarakat tetapi justru berkasus, hal tersebut akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan, khususnya polisi. Sebagai seorang polisi yang mempunyai amanah untuk menjaga ketentraman anggota masyarakat seharusnya menjadi seorang public figure yang menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat. Fakta nyata yang dapat kita lihat sekarang ini mengenai aparat kepolisian yang berkasus, yaitu banyak anggota kepolisian yang terlibat kasus penyalahgunaan narkoba. (Siti Romawiyah) 3. Bagaimana caranya menyatukan pandangan dan pemikiran dari setiap suku dan bangsa di Indonesia dalam satu pandangan yaitu Wawasan Nusantara? Jawaban: Mempersatukan pemikiran dari berbagai suku bangsa di Indonesia sangatlah susah karena tiap-tiap suku memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda dan mereka memiliki ajaran yang berasal dari nenek moyangnya masing-masing. Namun hal tersebut malah menjadi kekuatan yang besar bagi bangsa Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang dicengkeram kuat oleh cakar burung garuda yang melambangkan harapan agar bangsa Indonesia bersatu padu, mengesampingkan ego, dan idealisme masing-masing agar warga negara memiliki rasa nasionalisme tinggi dan menjaga keutuhan NKRI. Beberapa cara yang dilakukan untuk menyatukan pandangan dan pemikiran dari setiap suku dan bangsa di nIndonesia dalam satu pandangan Wawasan Nusantara antara lain yaitu: a. Melalui bidang edukasi atau pendidikan. Dengan meningkatkan pendidikan diseluruh kalangan masyarakat Indonesia, karena dengan pendidikan dapat menungkatkan jiwa nasionalisme terhadap bangsa, dan setiap warga negara yang masing-masing berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda-beda menyadari bahwa segala perbedaan justru akan menjadi pemersatu bangsa. b. Melakukan sosialisasi-sosialisasi dimasyarakat, dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan, ceramah, maupun diskusi (tatap muka secara langsung) mengenai wawasan nusantara diberbagai lapisan masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengerti dan memahami mengenai kandungan, makna, dan isi dari wawasan nusantara itu sendiri. Dengan cara-cara tersebut dapat dilakukan agar setiap warga Negara memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan menjaga keutuhan NKRI, karena: • Saling menghargai diantara para suku bangsa dan menghargai kebudayaan daerag lain; • Menumbuhkan semangat nasionalisme; • Memadukan semua kebudayaan dari setiap suku bangsa sebagai keanekaragaman Indonesia. (Desi Eka Susanti) 4. Dalam mengembangkan Angkatan bersenjata RI, tiap-tiap matra atau angkatan memiliki wawasan sendiri. Mengapa sampai adanya wawasan yang berbeda-beda itu. Jelaskan secara terperinci! Jawaban: Kita tahu bersama bahwa sampai tahun 1965, dalam mengembangkan ABRI, tiap-tiap matra memiliki wawasan sendiri, antara lain yaitu: • ADRI, memganut wawasan benua; merupakan wawasan berdasarkan kekuatan darat. • ALRI, menganut wawasan bahari; merupakan wawasan berdasarkan kekuatan di laut. • AURI, menganut wawasan dirgantara; merupakan wawasan berdasarkan kekuatan di udara. • POLRI dengan doktrinnya tata tentram kartarahardja. Hal yang mungkin menyebabkan perbedaan wawasan pada pengembangan ABRI antara masing-masing angkatan oleh pemerintah karena ditinjau dari latar belakang dan peran-peran setiap matra dalam Negara. Perbedaan wawasan setiap matra pada dasarnya dikarenakan tugas, wewenang, dan kekuasaan yang mereka miliki berbeda-beda. Akan tetapi, wawasan yang berbeda-beda itu justru mengancam kekompakan ABRI dan menimbulkan persaingan yang tidak sehat karena setiap matra berupaya untuk menjadi yang paling unggul dengan memanfaatkan kekuasaan yang mereka miliki. Untuk menghindari berkembangnya wawasan yang tidak menguntungkan tersebut, maka pemerintah memutuskan menggabungkan wawasan semua matra dalam satu doktrin “Catur Dharma Eka Kharma” (persatuan dan kesatuan) sebagai upaya mengintegrasikan doktrin masing-masing angkatan. (Pedro J.S.) 5. Bagaimana tanggapan anda dengan teori kekuasaan yang dikemukakan oleh Mao Zhe Dong (pandangan Lesin) yang menyatakan bahwa pertumpahan darah (peperangan) menjadi komunikasi bangsa (dunia)? Jawaban: Pertumpahan darah (peperangan) menjadi media komunikasi dunia. Menurut kami pendapat itu kurang tepat, namun juga tidak bisa dikatakan sepenuhnya salah. Kami katakana kurang tepat, karena peperangan bukanlah cara yang tepat untuk menjalin komunikasi antar Negara. Misalnya saja, negara-negara yang tergabung dalam PBB atau organisasi dunia lainnya, itu merupakan salah satu cara yang lebih baik untuk menjalin komunikasi dengan Negara lain, dan tidak sepenuhnya salah karena komunikasi bisa terjalin dengan adanya peperangan. Misalnya saja dengan menjajah Negara atau wilayah lain untuk memperluas wilayah dapat membuat komunikasi dengan daerah tersebut makin lancar. Negara kita dapat dijadikan menjadi contoh. Sebelum Indonesia dijajah Belanda, Indonesia belum menjalin hubungan dengan Negara tersebut. Namun ketika dijajah Belanda, maka ada upaya Indonesia untuk menjalin komunikasi, dengan cara mengadakan perundingan setelah adanya peperangan. Dan sekarang Indonesia Indonesia telah merdeka, hubungan dengan belanda juga telah terjalin dengan baik. Contoh lain adalah Inggris yang menjajah Brazil, dan mempengaruhi kebudayaan Brazil dan memasukkan kebudayaan mereka. Misalnya sepak bola. Sampai sekarang hubungan antar kedua Negara tersebut masih tetap berjalan dengan baik. (Warnoto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda bebas menulis di tempat komentar ini. Jika anda memilih Anonim (tanpa nama) pada teks komentar dapat menuliskan nama anda dan e-mail anda agar identitas anda jelas.